Jumat, 24 September 2010

Rockefeller Mengungkapkan Kebohongan 11/9 kepada Aaron Russo

Berikut ini adalah wawancara bersama Aaron Russo, salah seorang selebriti Amerika, yang akan menuntaskan keraguan pembaca mengenai Tragedi WTC 11/9. Aaron menceritakan pertemanan dan perbincangannya dengan salah seorang anggota dinasti Rockefeller, yang menguak bahwa Tragedi WTC 11/9 benar-benar sebuah plot yang dimainkan oleh kelompok globalis dalam skenario panjang mereka guna menguasai dunia.



Transkrip :

Aaron Russo:

“Tujuan akhir yang ada di dalam benak orang-orang ini adalah menciptakan satu pemerintahan dunia, yang dijalankan oleh industri perbankan, oleh para bankir, di antaranya adalah membentuk mata uang bersama Eropa, euro, dan konstitusi Eropa, salah satu bagiannya; dan mereka sedang berusaha melakukannya di Amerika, Uni Amerika Utara; mereka berusaha menciptakan satu mata uang amero; dan agenda keseluruhannya adalah menciptakan pemerintahan dunia di mana setiap orang memiliki RFID (identitas berbasis gelombang radio) yang ditanamkan (disuntikkan) ke dalam tubuh orang. Semua (data mengenai) keuangannya akan berada di dalam chip itu; tidak ada uang kontan.”

“Ini saya peroleh langsung dari Nick Rockefeller, sebagai satu hal yang ingin mereka tuntaskan. Karena semua uang (digital) anda berada di dalam chip, mereka dapat mengambilnya berapa pun dan kapan pun mereka mau. Mereka katakan anda dipajak sekian banyak, lalu mereka memotongnya begitu saja. Pengendalian total! Kalau anda memprotes apa yang mereka lakukan, mereka dapat mematikan chip anda, dan anda tidak memperoleh apa-apa, tak bisa membeli makanan, tidak bisa melakukan apa pun; mereka mengendalikan masyarakat secara total (karena semua transaksi dilakukan secara elektronik).”

“Mereka ingin satu pemerintahan dunia, dikendalikan oleh mereka, dikendalikan melalui chip; semua uang anda ada di dalam chip itu; lalu mereka mengendalikan chip itu, dan anda menjadi budak, pelayan orang-orang ini. Itulah tujuan mereka.”

(Pewawancara bertanya secara spesifik kepada Aaron tentang asal mula pertemanannya dengan Nick Rockefeller)

“Saya bertemu Nick Rockefeller melalui seorang penasihat hukum wanita kenalan saya. Ia menelponku bahwa salah seorang anggota keluarga Rockefeller ingin bertemu. Saya membuat video “Mad as Hell” dan tengah berkampanye untuk posisi Gubernur Nevada, dan ia menonton videonya dan ia ingin bertemu denganku. Jadi akhirnya saya bertemu dengannya. Saya menyukainya. Dia seorang yang sangat-sangat cerdas. Kami bercakap-cakap dan saling bertukar pikiran.”

“Dan ia adalah orang yang menceritakan kepada saya, sebelas bulan hingga setahun sebelum peristiwa 11/9 terjadi, bahwa akan ada ‘Kejadian Besar,’ dia tidak mengatakan kejadian itu apa. Lalu setelah ‘Kejadian Besar’ itu kita akan menyerang Afghanistan untuk memasang pipa minyak ke laut Kaspia; kita akan menyerang Irak untuk mengambilalih ladang minyaknya dan membangun pangkalan militer di Timur Tengah, dan menjadikannya bagian dari Tata Dunia Baru. Selanjutnya kita akan menumbangkan Chavez di Venezuela.”

“Dan selanjutnya terjadi ‘Kejadian 11/9,’ dan saya ingat bagaimana ia mengatakan bahwa saya akan melihat tentara-tentara pergi ke gua-gua di Afghanistan, Pakistan dan tempat-tempat lainnya (untuk mencari Usamah bin Ladin), dan akan ada Perang melawan Teror (‘War on Terror’), di mana tidak ada musuh yang nyata, di mana semuanya merupakan kebohongan besar, sebagai cara bagi pemerintah untuk mengambilalih (hak) rakyat Amerika.”

(Pewawancara: “Dia mengatakan kepada anda akan ada kebohongan ?”)

“O ya, ya, memang demikian. Perang melawan Teror. Menggelikan. Apa yang kita perangi? Apa anda kira yang terjadi setelah peristiwa 11/9? Tak ada kejadian-kejadian apa pun setelah itu.”

“Apa anda kira keamanan kita sedemikian buruk sehingga orang-orang yang melakukan 11/9 akan dapat menabrakkan pesawatnya lagi?”

“Peristiwa 11/9 dilakukan oleh orang-orang di dalam pemerintah kita dan sistem perbankan kita untuk melanggengkan ketakutan rakyat Amerika; untuk menundukkan dirinya terhadap apa pun yang diinginkan pemerintah.”

“Ini adalah kebohongan pertama. Kebohongan berikutnya adalah pergi ke Irak untuk mencari senjata pemusnah massal.”

(Pewawancara: “Secara spesifik, jadi Nick Rockefeller, dan ia seorang ahli hukum, enam tahun yang lalu, sebelas bulan hingga setahun sebelum peristiwa 11/9, mengatakan kepada anda bahwa akan ada ‘Kejadian Besar,’ lalu Perang melawan Teror, dan seterusnya?”)

“Betul! Dan para analis memperhatikannya, tak ada musuh yang nyata, sehingga tidak ada yang dapat mendifinisikan pemenangnya, sehingga perang ini dapat terus dilanjutkan sesukanya untuk menakut-nakuti rakyat Amerika.”

“Lihatlah, Perang melawan Teror ini adalah suatu tipuan. Sulit untuk mengatakannya secara terang-terangan. Rakyat Amerika ditakut-takuti untuk tidak mengatakannya .”

“Kalau perang di Irak, kita menyerang mereka, ada pertempuran. Sedangkan Perang melawan Teror adalah lelucon. Jadi siapa yang bertanggung jawab terhadap 11/9 adalah mereka yang bertanggung jawab terhadap Perang melawan Teror, yaitu dari mana ide itu berasal. Sampai kita mengetahui hal yang sebenarnya tentang 11/9, kita tidak akan mengetahui tentang Perang melawan Teror.”

(Pewawancara mengkonfirmasikan bahwa Nick Rockefeller pernah menawarkan bahwa jika Aaron bersedia bergabung ke dalam kelompoknya, chipnya nanti akan mendapat perlakuan khusus, tidak dimata-matai)

Aaron Russo menceritakan dialognya dengan Nickolas Rockefeller:

“Bagaimana pun juga, ingat, bahwa kami berteman; dia sering berkunjung ke rumahku, makan malam bersama, ngobrol, dan dia menceritakan kepada saya tentang investasi-investasi bisnis, dan menawarkan kepada saya untuk bergabung di Council on Foreign Relations (CFR).

Saya katakan, “Saya belum pernah melakukannya; saya menyadari dari mana saya berasal. Sebagaimana saya menyukaimu, Nick, jalanmu dan jalanku benar-benar sangat bertolak belakang. Saya tidak percaya dengan perbudakan.”

Nick menjawab dengan dingin, “Apa pedulimu dengan orang-orang itu? Pikirkan tentang diri dan keluargamu sendiri sebaik-baiknya. Mereka tidak ada artinya. Mereka hanyalah pelayan.”

Ia tidak memiliki kepedulian kepada orang-orang. Itu bukan kepribadianku. Saya merasa menggigil.

Saya katakan, “Apa arti dari semua ini? Engkau mempunyai uang yang engkau butuhkan di dunia ini, engkau memiliki kekuasaan yang engkau butuhkan, apa masalahnya, apa tujuan akhirnya?”

Katanya, “Tujuan akhirnya adalah memasang chip pada setiap orang, untuk mengendalikan seluruh masyarakat, agar para bankir dan kelompok elitlah yang mengendalikan dunia. “

Saya tanya, “Apakah orang-orang di CFR melakukan seperti yang engkau lakukan?”

Dia menjawab, “Oh tidak! Sebagian besar mereka punya pandangan bahwa dunia akan lebih baik jika lebih sosialistis. Kita harus meyakinkan orang-orang bahwa sosialisme sudah menjadi kapitalisme. Apa masalahnya jika negara kapitalis telah menjadi sosialis seperti sekarang?”

Satu hal yang ia ceritakan kepadaku adalah tentang gerakan pembebasaan wanita (women’s liberation). Saya katakan bahwa saya mempunyai pandangan yang konvensional bahwa wanita mempunyai hak untuk bekerja dengan pendapatan yang setara dengan pria, seperti halnya hak mereka yang sama untuk memilih (dalam pemilu).

Lalu dia mulai tertawa dan mengatakan, “Engkau idiot!”

Saya katakan, “Mengapa saya dianggap idiot?”

Katanya, “Saya ceritakan ya! Kami dari Rockefellerlah yang mendanai women’s lib, semua yang ditemukan di koran-koran dan televisi, itu kami yang mendanainya. Dan engkau tahu mengapa? Karena dua alasan utama. Pertama, kita tidak dapat mengenakan pajak kepada populasi ini (kaum wanita) sebelum women’s lib (dan sekarang mereka bisa kami kenakan pajak melalui pemerintah). Kedua, karena para wanita pergi bekerja, kita dapat mengurangi jumlah anak mereka, sehingga mengurangi jumlah penduduk, dan anak-anak mereka masuk ke sekolah lebih awal, sehingga kami melalui negara mengambil alih peran para ibu ini dalam mendidik (mengindoktrinasi) anak-anaknya.”

Komentar akhir Russo:

“Ketika saya mengetahui kedua hal ini, awalnya saya merasa itu adalah hal yang baik. Tetapi ketika saya melihat maksud di belakangnya, saya melihat kejahatan! Maka apa yang semula terlihat sebagai hal yang bermartabat, kini saya melihat ada niat jahat di belakangnya.”

Akhir dari wawancara.

Kami katakan, bahwa apa yang telah kita saksikan di panggung politik dunia selama beberapa dekade terakhir ini adalah babak demi babak dari sebuah skenario panjang menuju penguasaan dunia yang dimainkan oleh, jika kita telusuri lebih jauh, dua dinasti rentenir yang paling serakah, Rothschild dan Rockefeller, beserta para sejawatnya dengan menggunakan segenap instrumen yang mereka kuasai: Pemerintahan negara-negara Barat, IMF, Bank Dunia, WTO, PBB, dan badan-badan sejenis lainnya.

Yang tidak mereka ketahui, bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala juga mempunyai “permainan” yang akan menggulung permainan mereka. Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berfirman (artinya),

“Sesungguhnya orang-orang kafir itu merencanakan tipu daya yang jahat dengan sebenar-benarnya. Dan Aku pun membuat rencana yang sebenar-benarnya. Karena itu, beri tangguhlah orang-orang kafir itu, yaitu beri tangguhlah mereka barang sebentar.” (QS. Ath-Thaariq: 15-16)

Orang-orang kafir itu tidak menyadari bahwa perbuatan mereka itu adalah bagian dari “skenario” yang telah diatur dari atas langit sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berfirman (artinya),

“Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu.” (QS. Ash-Shaffat: 96)

Tipu daya orang-orang kafir itu insya Allah akan segera berakhir.

Wallahua'lam