Jumat, 21 Januari 2011

Amerika Dapat Runtuh Sewaktu-waktu!!!


Pada Januari 2006 kami telah menyelesaikan naskah tulisan kami, di mana di antaranya kami menyebutkan bahwa Amerika akan runtuh dengan mengikuti pola keruntuhan Uni Soviet. Secara spesifik, kami menyebutkan terdapat lima faktor utama yang akan menyebabkan keruntuhannya itu:

(1) Perang Irak II dan Afganistan (yang akan menambah dalam utang pemerintah Amerika);

(2) Kenaikan harga minyak yang semakin mencekik leher sejak dimulainya perang Irak II (yang akan menambah utangnya, karena harus menambah biaya impor dan subsidi harga minyak di dalam negeri, sementara Amerika adalah pengimpor minyak bumi terbesar di dunia);

(3) Bencana alam dahsyat yang menimpa negara-negara bagian yang membutuhkan bantuan pemerintah pusat (federal) yang sebenarnya telah bangkrut;

(4) Perubahan demografi masyarakat Amerika yang dapat menyebabkan perubahan secara alamiah dalam pola jual beli di bursa saham;

(5) Repatriasi (penarikan) modal asing pada bisnis-bisnis ribawiyah-spekulatif.

Hingga 2008, faktor 1, 2 dan 3 telah bekerja dengan kekuatan yang bervariasi. Fakor 1 telah bekerja hampir dengan kekuatan penuh. Faktor 2 telah bekerja dengan kekuatan penuh (harga minyak mentah melambung mendekati $150/barrel). Faktor 3 juga telah bekerja, diwakili oleh bencana alam angin topan yang meluluhlantakkan kota New Orleans tanpa pemerintah federal dapat berbuat apa-apa. Sedangkan faktor 4 dan faktor 5 belum memberikan kontribusinya secara signifikan.

Lalu terjadi krisis pada industri perumahan di Amerika dengan runtuhnya Lehman Brothers yang merambat menjadi krisis global. Orang-orang dan institusi-institusi di seluruh dunia yang menanamkan modalnya pada industri perumahan di Amerika mengalami kerugian besar. Sejak saat itu orang tidak lagi percaya begitu saja dengan sistem bisnis yang dijalankan oleh institusi-institusi bisnis Amerika, sebagaimana orang-orang juga mulai meghindari surat-surat berharga yang dikeluarkan pemerintah Amerika karena pengelolaan keuangannya yang “gila-gilaan.” Secara khusus, orang-orang di Cina sekarang berani mengatakan, “Dengan apa yang telah menimpa Amerika, mereka tidak lagi pantas untuk mengajari kami tentang apa yang harus kami lakukan.” Di bagian dunia lainnya orang-orang mengatakan, “Kapitalisme telah mati.”

Belakangan, situasi keuangan pemerintah kota-kota dan negara-negara bagian di seluruh Amerika yang sangat parah semakin menghancurkan kepercayaan investor di seluruh dunia terhadap kinerja ekonomi makro Amerika. Maka sejak saat itu faktor 5 mulai bekerja dengan sangat kencang.

Kita evaluasi sekali lagi:

Faktor 1: Perang Irak dan Afganistan

Faktor ini telah bekerja dengan kekuatan penuh, dengan indikator tidak semua permintaan Pentagon dapat dipenuhi oleh pemerintahan Obama; penambahan pasukan untuk Perang Afganistan hanya dapat dilakukan secara minimal, serta terjadinya pembatalan kontrak-kontrak pemesanan peralatan perang baru, baik karena alasan politik maupun keterbatasan finansial.

Faktor 2: Harga minyak

Ketika terjadi krisis global, harga minyak meluncur turun dari puncaknya menjelang $150/barrel menjadi sekitar $50-an per barrel. Saat ini, perhatikanlah, harga minyak kembali merangkak mendekati $100/barrel. Sementara itu negara produsen minyak yang galak seperti Venezuela, Iran, dan Lybia secara terang-terang telah menyatakan ingin membawa harga ke posisi $100/barrel. Jika telah mencapai harga tersebut, niscaya kita akan kembali menyaksikan spekulasi yang akan membawa harga ke posisi menjelang krisis global 2008 seiring dengan pelemahan nilai dolar Amerika. Dengan demikian faktor 3 tengah berlari kencang menuju kekuatan penuhnya untuk memberikan kontribusi pada keruntuhan Amerika.

Faktor 3: Bencana-bencana alam

Kita telah menyaksikan bencana alam dahsyat akibat Topan Katrina di kota New Orleans, demikian juga bencana-bencana alam lainnya. Akan tetapi itu tidak dapat dibandingkan dengan bencana dahsyat yang kedatangannya telah diprediksi pemerintah Amerika.

Situs American Dream 7 Januari 2011 memuat artikel berjudul “Is The New Madrid Fault Earthquake Zone Coming To Life?” (Apakah Zona Gempa Bumi New Madrid Hidup Kembali?)

“Apa sebenarnya yang sedang terjadi di Amerika saat ini? Ribuan burung-burung berjatuhan dari langit dalam keadaan mati, puluhan ribu ikan mati terdampar, gempa bumi muncul di berbagai tempat, dan orang-orang mulai benar-benar cemas mengenai semua ini. Salah satu teorinya adalah zona seismik New Madrid telah hidup kembali. Zona ini enam kali lebih besar dari zona seismik San Andreas di California, dan meliputi bagian-bagian dari negara-negara bagian Illinois, Indiana, Missouri, Arkansas, Kentucky, Tennessee dan Mississippi. Sejarah gempa bumi di Amerika Serikat disebabkan oleh zona seismik New Madrid ini. Kini ada kekhawatiran bahwa zona seismik New Madrid telah hidup kembali, dan jika ‘gempa bumi pembunuh ini’ benar-benar terjadi ia dapat mengubah kehidupan kita selama-lamanya.

Jadi apa yang terjadi dalam beberapa waktu belakangan ini di wilayah tersebut?

* Menurut US Geological Survey, lebih dari 500 gempa bumi yang terukur telah tercatat di pusat Arkansas hanya sejak September 2010.

* Sebuah gempa bumi berkekuatan 3,8 skala Richter yang mengguncang Indiana pada 30 Desember 2010 lalu disebut ‘tak ada sejarah kejadiannya.’ Gempa itu cukup besar yang menyebabkan retakan pada tanah dan dirasakan di sebagian Ohio, Illinois, Wisconsin dan Kentucky.

* Lebih dari 3000 burung bersayap merah jatuh dari langit dalam keadaan mati di kota Beebe di Arkansas pada tahun baru 2011.

* Sejumlah besar burung mati juga ditemukan di Kentucky persis di sekitar Natal.

* Kira-kira 500 burung hitam mati baru-baru ini juga ditemukan di Pointe Coupee Parish, Lousiana.

* Kira-kira 100.000 ikan ditemukan mati di tepian Sungai Arkansas hanya minggu lalu.

Jadi apakah semua ini mempunyai penjelasan yang sederhana? Mungkin

Akan tetapi kenyataan bahwa semuanya terjadi di atau sekitar zona seismik New Madrid mulai mengernyitkan dahi orang.

Kira-kira 200 tahun yang lalu, pada 1811 dan 1812, terjadi empat gempa bumi yang sedemikian kuat di wilayah zona seismik New Madrid yang masih saja dibicarakan orang hingga hari ini. Keempat gempa bumi itu diperkirakan mempunyai kekuatan 7,0 skala Richter atau lebih. Dikisahkan bahwa gempa-gempa bumi itu membuka patahan yang dalam di dalam tanah, yang menyebabkan aliran Sungai Mississippi berbalik arah ke hulu dan gempa itu terasa hingga Boston.

Gempa bumi terakhir yang menghantam wilayah itu berkekuatan 5,4 yang mengguncang kota Dale, Illinois pada 1968. Anehnya setelah itu wilayah ini nampak tenang hingga akhir-akhir ini.

Jika ‘gempa pembunuh’ benar menghantam sepanjang zona seismik New Madrid pada hari ini, kota-kota seperti St. Louis, Missouri dan Memphis, Tennesse dapat sepenuhnya hancur…

Inilah yang dikhawatirkan banyak ahli seismologi…Satu teori yang menarik adalah bahwa ‘gunung api minyak’ yang mengalir akibat kebocoran pengeboran minyak BP pada 2010 mungkin telah memicu aktivitas seismik baru pada wilayah itu.

Jack M. Reed, seorang pensiunan ahli geologi-geofisika Texaco, telah secara cermat mempelajari geologi dari Teluk Mexico selama lebih dari 40 tahun. Reed yakin bahwa Teluk Mexico saat ini telah aktif secara tektonik, dan bahwa Teluk Mexico adalah sumber dari kebanyakan aktivitas seismik di sepanjang New Madrid.

Menurut Reed, terdapat bukti-bukti yang kuat bahwa zona seismik New Madrid terhubung langsung ke ‘lempengan tektonik yang terbenam sangat dalam’di Teluk Mexico…

Jadi apakah BP mengganggu lempengan tektonik tersebut dengan mengebor sumur minyal yang sedemikian dalam dan mengalirkan semua minyak itu ke Teluk Mexico?

Mudah-mudahan tidak.

Jika gempa bumi yang bersejarah itu benar-benar menghantam zona seismik New Madrid, maka tak terbayangkan kerusakan yang terjadi di sekitar negara-negara bagian Illinois, Kentucky, Mississippi, Indiana, Alabama, Missouri, Arkansas dan Tennessee…”

Faktor 4: Perubahan demografi, generasi Baby Boomers memasuki masa pensiun

Generasi Baby Boomer adalah generasi yang paling terkenal di Amerika, sebagai generasi yang paling memberikan kontribusi pada peningkatan kekayaan masyarakat Amerika, didefinisikan sebagai setiap bayi yang lahir antara 1 Januari 1946 dan 31 Desember 1964. Mulai 1 Januari 2011 dan seterusnya, setiap hari akan terdapat lebih dari 10.000 orang dari generasi Baby Boomers ini yang memasuki masa pensiun kerena telah berusia 65 tahun.

Sementara itu diketahui bahwa generasi Baby Boomer ini pada umumnya mempersiapkan pensiunnya dengan menanam uangnya di bursa saham. Ketika memasuki masa pensiun, mereka akan menarik uangnya dari bursa saham dan menyimpan di bank agar lebih mudah mereka tarik sewaktu-waktu ketika mereka membutuhkan dana. Maka mulai tahun 2011 bursa saham akan mendapat tekanan lebih keras untuk merosot, dan tekanan itu semakin kuat dari waktu ke waktu.

Faktor 5: Situasi ekonomi-keuangan Amerika yang semakin menakutkan, yang membuat investor asing mulai menarik investasinya dari tanah Amerika.

Faktor ini dengan sangat jelas digambarkan pada “jam utang” pemerintah Amerika, di mana ketika kami sedang menulis artikel ini, jam menunjukkan angka : USD 14,108 trilyun. Tidak ada presedennya di dunia modern ini sebuah negara memiliki utang yang sedemikian membahana! Lebih celaka lagi, situasi keuangan di negara-negara bagian, kota-kota, dan institusi-institusi publik di seantero Amerika sama parahnya; semuanya terlilit utang dengan sangat kronis! Jika digambarkan sebagai sebuah bangunan, maka akan terlihat bahwa atapnya yang masih nampak elok dari kejauhan, sebenarnya ditopang oleh dinding-dinding dan tiang-tiang yang mulai miring. Satu demi satu batu-batu penyangganya mulai terlepas. Orang yang waras tentu akan menjauh dari bangunan ini.

Situasi Amerika pada hari ini sangat layak diwakili oleh gambar berikut ini.




Besarnya utang itu bukan cuma menakutkan bagi investor asing, orang-orang Amerika pun juga sama takutnya. Tahukah anda bahwa Kongres Amerika periode sebelumnya telah menetapkan batas utang pemerintah Amerika kira-kira $14,3 trilyun? Batas utang itu diperkirakan akan tercapai pada antara akhir Maret hingga Mei 2011.Di waktu-waktu yang lalu, jika utang pemerintah telah mendekati batas tersebut, Kongres secara otomatis akan menaikkan batas tersebut. Kini anggota Kongres telah berganti, dari sebelumnya dikuasai Partai Demoktrat kini dikuasai Partai Republik. Anggota-anggota Partai Republik garis keras telah bertekad tidak akan menaikkan batas utang pemerintah; mereka ingin agar pemerintah Amerika melaksanakan anggaran berimbang, berapa uang yang ada, ya itu saja yang digunakan!

Keruan saja sikap yang ugal-ugalan itu mengundang kecaman dari banyak ekonom Amerika. Bahkan pada 6 Januari 2011 Menteri Keuangan Timothy Geitherner menulis surat kepada Kongres Amerika,

“Saya menulis surat ini untuk merespon permintaan anda yang menanyakan perkiraan Departemen Keuangan mengenai kapan batas utang akan tercapai, serta penjelasan dari konsekuensi default oleh Amerika Serikat.

Tidak pernah di dalam sejarahnya Kongres gagal untuk menaikkan batas utang ketika dibutuhkan. Kegagalan untuk menaikkan batas utang akan berakibat pada default ole hAmerika Serikat. Default secara efektif akan menimpakan pajak yang besar dan sangat lama kepada seluruh rakyat Amerika dan segenap dunia bisnisnya, dan akan menyebabkan jutaan orang Amerika kehilangan pekerjaannya. Bahkan default yang terbatas dan berjangka pendek pun mempunyai konsekuensi ekonomis yang sangat menghancurkan, yang akan berlangsung selama beberapa puluh tahun. Kegagalan untuk meningkatkan batas utang tersebut akan sangat tidak bertanggung jawab. Untuk alasan-alasan ini, saya meminta kepada Kongres untuk bertindak menaikkan batas tersebut pada awal tahun ini, jauh sebelum ancaman default menjadi semakin dekat….”

Barangkali karena sangat frustrasi dengan pemerintahnya yang lebih membela kepentingan para lintah darat ketimbang rakyat kebanyakan, dalam sebuah jajak pendapat, 71% rakyat Amerika mendukung agar batas utang itu tidak dinaikkan! Sakan-akan mereka ingin mengatakan, “biar sama-sama ancur aja sekalian…”

Jadi, bagaimana investor domestik dan asing tidak ciut hatinya melihat situasi Amerika?

Berdasarkan pada kenyataan di atas, cukup logis jika kami katakan bahwa keruntuhan Amerika dapat terjadi sewaktu-waktu. Pernyataan kami ini selaras dengan pandangan Chris Hedges, seorang wartawan terkemuka Amerika pemenang hadiah Pulitzer. Situs Raw Story memuat wawancaranya tertanggal 17 Desember 2010 berjudul Exclusive: US Empire Could Collapse At Any Time, Pulitzer Winner Tells Raw Story” (Eksklusif: Imperium Amerika Serikat Dapat Runtuh Sewaktu-waktu, Pemenang Hadiah Pulitzer Menceritakan kepada Situs “Raw Story”),

Imperium militer dan ekonomi Amerika dapat runtuh sewaktu-waktu, tetapi memprediksi persis hari, minggu atau bulan dari kemungkinan keruntuhannya tidaklah mungkin, demikian menurut seorang mantan koresponden perang harian New York Times yang berbicara kepada Raw Story.

‘Kapan dan bagaimananya adalah sangat berbahaya untuk diprediksi karena selalu ada beberapa faktor yang tidak dapat anda prediksi,’ jurnalis pemenang hadiah Pultizer Chris Hedges mengatakan dalam sebuah wawancara eksklusif. ‘Gambarannya tidak bagus. Tetapi bagaimana dan kapan tepatnya kejadiannya, setelah meliput masyarakat-masyarakat yang terpecah-belah, maka tidaklah mungkin bagi saya untuk mengatakannya.’

Ia menjelaskan bahwa ia mengambil pelajaran dari kejadian-kejadian yang terpapar di sekitar dirinya pada musim gugur 1989. Ketika itu anggota-anggota kelompok penentang Imperium Soviet mengatakan kepadanya bahwa mereka memprediksi perjalanan melintasi Tembok Berlin yang memisahkan antara Jerman Timur dan Jerman Barat akan terbuka dalam setahun.

‘Hanya dalam beberapa jam tembok itu sudah tidak ada lagi,’ katanya.

Hedges adalah satu dari sekitar 135 aktivis yang berpartisipasi dalam aksi pembangkangan sipil yang berujung pada penahanannya di luar Gedung Putih kemarin, bahkan ketika Obama tengah menyampaikan laporan terbarunya tentang kemajuan perang di Afganistan.

Berbicara kepada Raw Story pada Rabu malam, ia mengatakan bahwa tanda-tanda keruntuhan Amerika terlihat sangat jelas, dan membandingkan arah yang ditempuh negeri ini di Afganistan dibandingkan dengan Soviet Rusia.

‘Kita mengalami kekalahan [dalam perang di Afganistan] dengan cara yang sama seperti kekalahan yang dialami Tentara Merah,’ katanya. ‘Ini adalah konfigurasi yang persis sama di mana kita mengendalikan pusat-pusat kota tempat 20 persen dari penduduknya tinggal. Selebihnya 80 persen dari penduduk Afganistan tinggal berada di dalam kekuasaan Taliban atau pun dalam perebutan.’

Sehari setelah wawancara ini berlangsung, laporan-laporan tersebar di media global menyatakan peringatan CIA kepada Presiden Obama, bahwa Taliban yang didukung Pakistan tetap dapat mengambil-alih kendali negeri itu.

Hedges memprediksi bahwa laporan perang Presiden Obama yang disebarkan pada Kamis akan ‘bertentangan tidak saja dengan laporan intelejen [AS] melainkan juga semua yang keluar dari Afganistan.’

Ternyata prediksinya dengan sangat mengejutkan benar-benar tepat…”

Wallahua’lam

Jumat, 14 Januari 2011

Hari Perhitungan (Day of Reckoning) bagi Kapitalisme telah Tiba – 2




Pada posting yang lalu kita telah mengambil Prichard sebagai contoh sebuah kota yang sedang mengalami proses kematian. Kali ini kita akan menguji, apakah kota Prichard itu benar-benar merupakan potret masa depan kota-kota dan negara-negara bagian di Amerika secara keseluruhan.

Jawaban pertama muncul pada artikel yang dimuat Harian The Guardian pada 20 Desember 2010 berjudul ”$2tn debt crisis threatens to bring down 100 US cities” (Krisis Senilai Dua Trilyun Dolar Dapat Menghempaskan 100 Kota di Amerika).

Diberitakan, “Lebih dari 100 kota-kota di Amerika dapat bangkrut tahun depan (2011, penj.) karena krisis yang telah meluluh-lantakkan bank-bank dan negara-negara selanjutnya mengancam kota-kota praja, seorang analis terkemuka telah memperingatkan.

Meredith Whitney, seorang analis peneliti Amerika yang secara tepat memprediksi krisis kredit global, menguraikan utang yang dipikul kota-kota dan negara-negara bagian sebagai masalah terbesar yang menghadang ekonomi Amerika, dan suatu hal yang dapat menggagalkan pemulihan ekonomi Amerika.

‘Setelah masalah kredit perumahan, ini adalah isu yang paling penting di Amerika dan tentu saja merupakan ancaman yang paling besar bagi perekonomian Amerika,’ Whitney menjelaskan kepada program CBS 60 Minutes pada Minggu malam.

‘Tak ada keraguan di dalam pikiran saya bahwa anda akan melihat suatu gelombang default surat-surat utang kota-kota praja. Anda dapat melihat lima puluh hingga seratus default – malah lebih. Ini akan merupakan default senilai ratusan milyar dolar.’

Gubernur New Jersey Chris Christie menyimpulkan masalah ini secara ringkas: ‘Kami menghabiskan uang terlalu banyak. Kami menghabiskan uang yang sebenarnya tidak kami miliki. Kami meminjam uang secara gila-gilaan. Kartu kredit digunakan sampai maksimum, dan selesai sudah. Kini kami harus memanjat keluar dari lubang ini. Kami telah menggalinya selama satu dekade atau lebih. Kami harus memanjatnya sekarang, dan untuk memanjatnya pun menjadi semakin sukar.’

Kota-kota dan negara-negara bagian di Amerika menanggung utang total sebanyak $2 trilyun. Di Eropa, pinjaman pemerintahan lokal dan regional diperkirakan mencapai puncaknya sepanjang sejarah dengan hampir €1,3 trilyun tahun ini.

Kota-kota dari Detroit hingga Madrid tengah berjuang untuk membayar kepada para krediturnya, termasuk kepada penual jasa yang mendasar seperti layanan kebersihan kota. Minggu lalu, agen pemeringkat Moody memperingatkan tentang kemungkinan menurunkan peringkat utang kota-kota Florensia dan Barcelona, dan memotong peringkat utang Basque di Spanyol Utara. Lisabon diturunkan peringkatnya oleh agen pemeringkat Standard & Poor lebih awal pada tahun ini (2010), sementara status utang kota Napoli dan Budapes berada di tepi status murahan (junk). Bahkan status utang Istambul telah diturunkan ke status murahan (junk).

Analisis Whitney ini kemungkinan akan menaikkan profil isu utang kota-kota praja. Ketika menjadi seorang analis pada Oppenheimer, sebuah bank investasi di New York, pada Oktober 2007 ia menulis sebuah laporan yang buruk tentang Citigoup, yang merupakan bank terbesar di dunia, memprediksi bahwa bank tersebut akan memotong devidennya.Ia dikritik karena dianggap terlalu pesimis tetapi ia terbukti benar ketika bank tersebut terpaksa meminta bantuan pemerintah (bail out) setahun kemudian. Ia kemudian mendirikan firma konsultannya sendiri dan dianggap sebagai salah satu wanita yang paling berpengaruh di dalam dunia bisnis Amerika.

Negara-negara bagian di Amerika telah menghabiskan hampir setengah trilyun dolar lebih dari yang dapat mereka kumpulkan dari pajak, dan menghadapi kekurangan senilai $1trilyun pada dana pensiun mereka, demikian disebutkan oleh program CBS, yang berjudul The Day of Reckoning (Hari Perhitungan).”

Jawaban kedua ditampilkan dalam Executive Intelligence Review pada artikel tertanggal 7 Januari 2011 berjudul “U.S. States, Cities Blow Out; No Recourse but Glass-Steagall” (Negara-negara Bagian dan Kota-kota di Amerika Meledak; Tidak Ada Obatnya kecuali Glass-Steagall)

Diulas, “Kelima puluh negara bagian dan sekitar 90.000 entitas pemerintah Amerika non-federal lainnya kini tidak lagi dapat berpura-pura mampu membayar tagihan-tagihannya, dan ternyata tengah mengalami proses disintegrasi secara sangat mengerikan. Ketika kebanyakan ahli menampilkan masalah ini melulu sebagai krisis keuangan, kenyataannya adalah kehancuran entitas-entitas ini menggambarkan keruntuhan ekonomi-fisikal yang merupakan keniscayaan dari paradigm pasca-industri selama lebih dari 40 tahun, serta penjarahan standar hidup oleh sistem moneter imperialis…

Gambaran Secara Nasional

Berikut ini adalah gambaran dari krisis pada minggu pertama tahun baru
Persisnya: Pada Sensus Pemerintah 2002, Biro Sensus mengidentifikasi secara keseluruhan 87.525 pemerintahan lokal. Dibagi berdasarkan lima kategori yang digunakan oleh Biro Sensus, terdapat:

19.429 municipal governments;
16.504 town or township governments;
3.034 county governments;
13.506 school districts; dan
35.052 special district governments.

Semua institusi ini berada pada berbagai tingkatan krisis”…

Lalu artikel tersebut memerinci persoalan-persoalan yang dihadapi entitas-entitas pemerintahan non-federal tersebut yang membuat mereka bersiap-siap untuk berhenti beroperasi.

Jawaban ketiga ditampilkan oleh situs Zero Hedge edisi 12 Januari 2011 memuat analisis ringkas berjudul, "After Brief Sabbatical, Muni Massacre Is Back” (Setelah Beristirahat Sebentar, Penjagalan Kota-kota Praja Kembali Lagi). Berdasarkan contoh-contoh kurva surat utang kota-kota praja, situs ini menunjukkan bahwa kota-kota di Amerika benar-benar telah terkapar siap untuk disembelih dengan dampaknya berpotensi menjalar kemana-mana.

Jika mau, kami dapat menampilkan lebih banyak lagi berita dengan nada yang sama. Akan tetapi, tiga sumber berita mestinya sudah memadai.

Memperburuk keadaan adalah tanggapan Kepala Bank Sentral Amerika Ben Bernanke terhadap situasi yang melilit negara-negara bagian dan kota-kota di Amerika. Situs wswg.org edisi 13 Januari, dengan judul berita US Federal Reserve chief rules out loans to the states (Kepala Bank Sentral Amerika menepis pinjaman kepada negara-negara bagian) melaporkan, “Bersaksi di hadapan Komite Anggaran Senat Jumat lalu, Kepala Bank Sentral Ben Bernanke menolak setiap bantuan kepada negara-negara bagian atau pemerintah lokal di seluruh Amerika yang tengah menghadapi defisit anggaran yang masif. ‘Kami tidak bermaksud untuk terlibat dalam urusan keuangan negara bagian dan pemerintah lokal,’ ujar Bernanke, yang selanjutnya menambahkan bahwa negara-negara bagian, seharusnya tidak berharap pada pinjaman dari bank Sentral.’”

Demikianlah potret situasi terkini kota-kota dan negara-negara bagian di Amerika yang telah mencapai puncak krisis dan siap untuk meledak.

Seandainya pun para pemangku kekuasaan di negeri ini, di Indonesia, mau mengambil pelajaran dari kasus yang menimpa Amerika juga tidak ada gunanya. Waktunya telah habis…


Wallahua’lam

Jumat, 07 Januari 2011

Hari Perhitungan (Day of Reckoning) bagi Kapitalisme telah Tiba-1


Hari, minggu, bulan dan tahun berganti. Utang dengan bunga berbunga menumpuk secara eksponensial. Apakah semua ini tidak ada artinya? Apakah semua ini hanya sekedar pertambahan bilangan tanpa konsekuensi apa pun? Tentu saja ada konsekuensinya! Hari Perhitungan (Day of Reckoning) bagi para pengingkar itu untuk merasakan konsekuensi dari keyakinannya terhadap agama Kapitalisme yang batil itu telah tiba. Di antara tanda-tandanya itu adalah berita kegagalan Prichard, sebuah kota di negara bagian Alabama, Amerika Serikat, untuk membayar tunjangan para pensiunan pegawainya, dimuat oleh Harian The New York Times pada 22 Desember 2010 dengan berita berjudul, “Alabama Town’s Failed Pension Is a Warning” (Kegagalan sebuah Kota di Alabama untuk Membayar Tunjangan Pensiun Pegawainya Merupakan Peringatan)

Diberitakan, “Kota kecil di pinggiran kota Mobile yang tengah berjuang ini telah diperingatkan selama bertahun-tahun bahwa jika ia tidak mengambil sejumlah tindakan, dana pensiunnya akan kehabisan uang sebelum 2009. Persis sesuai prediksi, dananya mengering.

Minggu lalu, para pensiunan meminta bantuan kepada Dewan Kota sebelum Natal.

Selanjutnya pemerintah kota Prichard melakukan suatu hal yang belum pernah dilihat oleh para ahli dana pensiun: kota itu berhenti mengirimkan tunjangan pensiun bulanan kepada 150 pensiunan pegawainya, yang merupakan pelanggaran terhadap hukum negara bagian yang mewajibkan untuk membayar tunjangan bagi karyawannya yang telah pensiun secara penuh.

Sejak itu, Nettie Banks, 68 tahun, seorang pensiunan penghubung polisi dan pemadam kebakaran, telah mengajukan pernyataan dirinya bangkrut. Alfred Arnold, seorang pensiunan kapten pemadam kebakaran berusia 66 tahun, telah kembali bekerja sebagai penjaga keamanan sebuah mal agar rumahnya tidak disita. Eddie Ragland, 59 tahun, pensiunan kapten polisi, menerima bantuan dari para sejawatnya setelah ia tertembak oleh perampok, yang membuatnya terluka parah dan tidak mampu untuk memikul tugas barunya sebagai petugas polisi di sebuah bandara regional.

Yang jauh lebih buruk adalah pensiunan komandan pemadam kebakaran yang meninggal Juni lalu. Seperti banyak orang seperti dirinya, ia terlalu muda untuk mengambil asuransi jaminan sosial. ‘Ketika mereka menemukannya, rumahnya tidak memiliki listrik dan air,’ kata David Anders, 58 tahun, seorang pensiunan kepala pemadam kebakaran wilayah. ‘Ia terlalu menjaga harga dirinya untuk menerima bantuan’…

Bukan hanya para pensiunan saja yang menderita ketika dana pensiun menguap. Jika suatu kota mencoba mengikuti hukum dan membayar para pensiunannya dengan uang dari anggaran operasional tahunannya, mereka mungkin harus menaikkan pajak yang tinggi, atau membuat pemotongan anggaran pelayanan masyarakat secara besar-besaran, agar mendapatkan uang.

Para pegawai dapat mengalami situasi di mana uang yang dibayarkannya dalam rencana pensiunnya ternyata tidak tersedia ketika mereka telah pensiun. Di Prichard, beberapa pegawai yang lebih tua telah menunda usia pensiunnya, karena mereka tidak mampu hidup tanpa adanya uang pensiun.

Jadi Prichard, kota kecil yang tengah merosot, yang kurang dikenal itu, kini menarik perhatian para ahli hukum kebangkrutan, pemimpin serikat pekerja, analis kredit kotapraja dan petugas lokal dari seluruh penjuru negeri. Mereka ingin mengetahui jika situasi di Prichard, seperti halnya kebangkrutan yang tengah berlangsung di Vallejo, California, pada akhirnya menciptakan preseden hukum atas apakah kota-kota yang tengah mengalami tekanan keuangan dapat secara legal memotong atau mengurangi dana pensiun mereka, dan jika bisa, bagaimana caranya.

‘Prichard adalah masa depan,’ kata Michael Aguirre, mantan penasihat hukum kota San Diego, yang telah meminta San Diego untuk menyatakan diri bangkrut dan merestrukturisasi kewajiban-kewajiban dana pensiunannya yang melebihi kemampuannya. ‘Kita berada pada ban berjalan (conveyor belt) yang sama. Hanya saja Prichard sedikit mendahului kita.’

Banyak kota dan negara bagian yang tengah berjuang agar dana pensiun mereka mencukupi, dengan tingkat keberhasilan yang beragam. Kota New York merencanakan untuk mengisi $8,3 milyar pada dana pensiunnya tahun depan, dua kali dari yang dibayarkannya lima tahun yang lalu. Matryland tengah mempertimbangkan suatu usulan untuk menaikkan usia pensiun menjadi 62 tahun bagi semua pegawai negeri dengan masa kerja kurang dari lima tahun.

Illinois terus meminjam uang untuk diinvestasikan pada dana pensiunnya, berjudi bahwa investasi dana tersebut akan mendapatkan hasil yang cukup untuk membayar utang berikut bunganya. New Jersey sekedar memutuskan untuk tidak membayar dana pensiun $3,1 milyar yang telah jatuh tempo tahun ini.

Colorado, Minnesota dan South Dakota semuanya telah mengambil langkah-langkah yang tidak biasa dengan mengurangi tunjangan-tunjangan yang dibayarkan bagi para pensiunannya dengan menaikkan pemotongan tunjangan hidup; para pensiuanan di ketiga negara bagian itu tengah mengajukan tuntutan hukum…

Menyetir kendaraan menuju pusat kota Wilson Avenue di sini – sederetan toko-toko suram yang telah tutup, dengan rumah-rumah gadai dan salon-salon kecantikan beroperasi dari balik jendela berjeruji besi dan papan peringatan agar berhati-hati terhadap anjing penjaga – sukar untuk melihat bekas-bekas dari Prichard yang dahulu adalah kota yang sangat berkembang hingga 1960-an. Kota tersebut sekali waktu pernah mempunyai pusat-pusat perbelanjaan yang sangat sukses, dua teater dan bahkan ada kebun binatang. ‘Anda dulu sukar mencari tempat untuk memarkir mobil di kota itu,’ kenang Kenneth G. Turner, seorang pensiunan tenaga paramedik di mana kakeknya mendorong proses penggabungan kota tersebut pada 1925.

Kemerosotan kota tersebut secara cepat dimulai pada 1970-an. Pertumbuhan wilayah-wilayah suburban lainnya, perginya orang-orang kulit putih dan kemudian kelas menengahnya kesemuanya memberikan dampak, dan populasi kota itu merosot sebesar 40% hingga menjadi 27.000 saat ini, dari puncaknya berjumlah 45.000. Ketika orang-orang pergi, pajak pendapatan kota menyusut…

Selama bertahun-tahun, kota tersebut – seperti banyak kota-kota lain dan negara-negara bagian pada hari ini – mengetahui bahwa rencana pensiun mereka mengalami kekurangan dana. Sekitar 2004, pemerintah kota tersebut menyewa seorang ahli asuransi, yang melaporkan bahwa ‘rencana pensiun yang ada diperkirakan akan kehabisan dana pada sekitar 2009, di mana pada saat itu tunjangan-tunjangan akan perlu dibayar langsung dari anggaran tahunan kota.’.....

Seorang ahli hukum yang mewakili kota Prichard, R. Scott William, mengatakan bahwa kota tersebut sejatinya tidak mempunyai uang. ‘Kenyataannya bagi Prichard adalah jika anda mengalokasikan uang untuk membayar para pensiunan, siapa yang akan membayar para petugas kebersihan?’ tanyanya. ‘Siapa pula yang akan membayar departemen kepolisian? Siapa yang akan membayar tagihan untuk lampu-lampu jalan? Perlu banyak uang untuk semua itu.’…

Pegawai membayar 5,5% dari gajinya untuk dana pensiun, dan pemerintah kota membayar 10,5%. Akan tetapi dana yang keluar lebih banyak daripada dana yang masuk, dan menjelang September 2009 tidak lagi tersisa cukup uang untuk dibayarkan kepada para pensiun sebesar $150.000 per bulan. Pemerintah kota berhenti membayar tunjangan pensiun. Dan tak seorang pun bergerak untuk melaksanakan peraturan tersebut.

Para pensiunan itu, yang tidak terorganisir, mengajukan tuntutan hukum. Pemerintah kota menjawab tuntutan tersebut dengan menyatakan diri bangkrut, tetapi hakim menolak permintaan kebangkrutan itu. Pemerintah kota mengajukan banding. Para pensiunan mengajukan tuntutan lain, meminta pemerintah kota membayar sekurang-kurangnya sebagian dari tunjangan mereka. Suatu upaya untuk menengahi diharapkan muncul dengan segera. Banyak dari pensiunan itu yang mengatakan bahwa mereka mau saja menerima tunjangan yang telah dikurangi…

Minggu lalu beberapa lusin pensiunan – seorang menggunakan kursi roda, sebagian lainnya dengan tongkat – menghadiri rapat mingguan Dewan Kota, meminta bantuan sebelum Natal. Mary Berg, 61 tahun, mantan asisten klerk pemerintah kota di mana dulu ibunya pernah menjadi penjaga kebun binatang kota, membacakan nama 11 orang pensiunan yang meninggal sejak tunjangan pensiun dihentikan.

‘Saya berharap pada hari Natal pagi, ketika anda dan keluarga anda mengelilingi pohon Natal anda, anda akan mengingat bahwa kebanyakan dari para pensiunan itu tidak akan membuka hadiah bersama keluarga mereka,’ ujarnya kepada para hadirin.

Anggaran untuk itu tidak diajukan. Walikota Davis tengah berada di luar kota.

‘Selamat Natal!’ teriak seorang pria dari barisan kursi paling belakang. Para pensiunan itu berjalan beriringan. Seorang wanita nampak meneteskan air matanya….”

Kota kecil Prichard adalah gambaran yang mewakili Amerika Serikat pada masa depan yang sangat dekat, insya Allah, dan gambaran yang mewakili segenap dunia Kapitalisme pada waktu-waktu sesudahnya.

Apakah kota anda akan berbeda dengan Prichard pada masa-masa mendatang yang dekat, ketika pegawai negeri, bukan hanya para pensiunan, merengek-rengek meminta agar gajinya dibayarkan, lupakanlah remunerasi atau berbagai tunjangan khusus lainnya, sekedar gaji dasarnya saja, bolehlah sekedar 50%-nya?

Wallahua’lam