Di buku “Peringatan Terakhir…” secara
eksplisit kami menyatakan, wallahua’lam, bahwa Amerika diperkirakan akan
mengalami default pada masa pemerintahan Barack “Si Anak Menteng” Obama. Prediksi
kami didasarkan pada analogi dari dua periode sejarah dalam peradaban Barat,
yaitu periode ketika Kapitalisme telah tertatih-tatih menapaki jalan menuju kehancurannya,
yang tanda-tandanya telah terlihat sangat jelas sejak masa pemerintahan Presiden
Bush Jr. dengan padanannya pada suatu periode di abad XIV ketika Raja Edward
III dari Inggris menolak membayar cicilan utang ribawiyahnya yang semakin
mencekik leher atas total utangnya yang menggunung, yang berakibat pada default-nya
Kerajaan Inggris dan membawa sistem
perbankan dunia ketika itu terseret default dan akhirnya membawa seluruh dunia
terjun bebas ke jurang kenestapaan. Kami mengira, wallahua’lam, Obama akan menjadi
penutup kisah kedigdayaan (baca: keangkuhan) bangsa-bangsa Barat, khususnya
Amerika Serikat, dengan memainkan peran sebagai Raja Edward III abad XXI; ia
akan membawa Amerika meraih status
“default” dan membuka pintu bagi “Huru-hara Akhir Zaman.”
Ketika masih menjadi seorang senator, Obama
mengritik Bush Jr. sebagai presiden yang sangat tidak bertanggungjawab karena telah secara
serampangan menambah pundi-pundi utang pemerintah Amerika selama dua periode
masa pemerintahannya (delapan tahun) sebesar US$ 5 trilyun. Ironisnya, ketika telah
menjadi presiden, belum juga selesai satu periode (empat tahun) masa pemerintahannya,
Obama ternyata juga telah membukukan tambahan utang bagi Amerika sebesar US$ 5 trilyun!!!
(Nikmati kurva dan jam pertambahan utang pemerintah Amerika di pojok kanan atas
blog ini!). Tidak ada padanannya dalam sejarah umat manusia, suatu bangsa
mempunyai utang yang demikian mengerikan. Hanya orang-orang yang menjadikan Kapitalisme sebagai agama, yang tak sanggup untuk menerima
kenyataan bahwa agamanya itu adalah agama batil dan tengah memasuki tahap akhir
dari proses pemusnahannya, yang mengira dunia dapat kembali normal seperti
sediakala!
Pada kenyataannya, sejak awal masa pemerintahannya
Obama menghadapi banyak hambatan dan tantangan; mulai dari isu rasisme, ancaman
pembunuhan, asal-usul kelahiran dan agamanya, hingga masalah-masalah pokok
dalam bidang politik dan ekonomi. Partai saingannya, Partai Republik, yang
gregetan hendak menumbangkannya, berupaya menolak menaikkan plafon utang
pemerintah. Drama satu babak Partai Republik kontra Partai Demokrat dalam isu plafon
utang pada pertengahan 2011 lalu, yang sempat membuat dunia panas-dingin,
berujung pada diturunkannya peringkat utang pemerintah Amerika, sebagai sebuah noda
yang sangat menghinakan bagi sebuah bangsa yang demikian bangga dengan
keadidayaannya. Penurunan peringkat utang ini merupakan indikator yang paling
jelas akan penurunan drastis kinerja ekonomi-keuangan Amerika. Dan anda mengira
Obama tidak akan kembali mementaskan drama kenaikan plafon utang itu untuk
kedua kalinya sebelum masa jabatannya berakhir pada Februari 2013?
Lebih celaka bagi Obama, pada masa pemerintahannya
pula ia dihadapkan pada kenyataan bahwa saudara-saudara
sepupunya di seberang Samudera Atlantik, negara-negara Eropa, yang merupakan
rekan dagang Amerika yang paling penting, juga mengalami persoalan utang yang
tak kalah dahsyatnya. Negara-negara Eropa ini juga berpotensi mengalami default
atas jalinan rumit antara utang negara dan utang sistem perbankannya. Jika
salah satu bank besar atau salah satu negara besar mengalami default, kita akan
melihat rentetan default menerpa negara-negara Eropa dan berlanjut menyeberangi
Samudera Atlantik menghinggapi Amerika sebelum merambat ke seluruh dunia. Maka tidak
keliru jika buku pertama kami diberi judul “Menanti Kehancuran Amerika dan
Eropa.”
Pandangan kami terhadap perkembangan dunia
tidak semata-mata didasarkan pada proses-proses di dalam sejarah yang bersifat
analogis, melainkan juga pada apa yang tersurat dan tersirat di dalam
hadits-hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, khususnya tentang peristiwa-peristiwa
di masa depan, di akhir zaman. Hadits-hadits tersebut seringkali menyembulkan
simpul-simpul informasi yang jika direnungkan dalam-dalam dan diletakkan dalam
konteks yang tepat, ia akan membawa kita pada konsekuensi-konsekuensi dan
implikasi-implikasi dari suatu peristiwa yang demikian mengejutkan sekaligus menakjubkan.
Dan hanya Allah-lah Yang Kuasa memberikan bimbingan dan petunjuk pada pemahaman
yang benar.
Di buku “Peringatan Terakhir…” kami
memprediksi akan kembalinya Khilafah Islam dalam suatu urutan kejadian, terjadinya
peperangan antara persekutuan kaum Muslimin dan bangsa Barat melawan bangsa
Persia dan sekutunya, dan dilanjutkan dengan Perang Besar antara kaum Muslimin
dan bangsa Barat. Kami juga memprediksi akan kembalinya sistem mata uang emas.
Tak lupa kami juga menguraikan di antara kemungkinan beragam huru-hara yang
akan terjadi, khususnya di negeri kita ini, dengan runtuhnya sistem mata uang
kertas (fiat currency).
Di negeri kita, ada orang-orang yang
berkata, “Moga-moga kita tidak terkena imbas krisis global ini.” Ini adalah
sebuah doa. Maka orang-orang yang berdoa itu perlu melakukan introspeksi diri,
apakah mereka tidak melakukan kekeliruan yang sama seperti kekeliruan yang dilakukan
orang-orang Barat itu? Apa yang kini dirasakan oleh penduduk negara-negara
Barat itu adalah konsekuensi dari perbuatan riba dan perjudian yang telah
menjadi bagian dari budaya mereka, yang selalu mereka alami sepanjang sejarah
peradaban mereka, yang kita kenal sebagai siklus “boom and bust.” Di negeri
kita, apakah kita tidak telah menjadikan riba dan perjudian sebagai suatu
keniscayaan di dalam sistem perekonomian bangsa kita? Mengapa kita tidak mampu
mengambil hikmah dari krisis-krisis 1998 dan 2008?
Lebih buruk lagi, sebagian dari
institusi-institusi keuangan kita, dengan dikomandani oleh Bank Indonesia,
membuka cabang-cabang “syariah” sebagai pelengkap usaha-usaha mereka di bidang
keuangan. Alih-alih mematuhi larangan agama, mereka cuma melihatnya dari sisi
“kesempatan.” Mereka menganggap bahwa dengan semakin bertambahnya ketaatan kaum
Muslimin dalam beragama, dengan di antara manifestasinya berupa upaya untuk meninggalkan
riba, maka para pebisnis ribawiyah itu juga berupaya mengambil kesempatan ini
dengan menampung dana-dana kaum Muslimin di cabang-cabang bisnis syariahnya;
keluarnya dana-dana kaum Muslimin dari bank-bank ribawiyah mereka diupayakan
untuk dimasukkan kembali ke cabang-cabang bank syariahnya. Hal ini jelas-jelas
menunjukkan bahwa mereka telah menjadikan agama semata-mata sebagai sebuah
permainan. Maka konsekuensinya sangatlah dahsyat!
Kami tahu, para petinggi otoritas moneter
itu mempunyai mimpi-mimpi buruk yang kerap membuat mereka terjaga dari
tidurnya. Kami tahu, ada satu variabel di dalam penjagaan keamanan sistem moneter
di mana pun di dunia ini, termasuk di negeri kita, yang tak dapat dikendalikan
manusia, yaitu “kepercayaan” nasabah. Tahukah anda dari mana datangnya rasa
percaya atau tidak percaya itu, yang dapat menghampiri manusia setiap saat baik
secara perorangan maupun secara massal?
Sesungguhnya Allah Shubhanahu wata’ala telah
berfirman (artinya),
“Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan
apa yang kamu perbuat itu.” (QS. Ash-Shaaffaat: 96)
Maka ketika Allah telah memasukkan rasa
tidak percaya, keragu-raguan, ketakutan, ke dalam hati orang-orang, itu akan
menjadi hari yang berat bagi para pengendali sistem moneter di negeri mana pun,
termasuk di negeri kita ini. Mengapa Allah tidak mempermainkan mereka,
sedangkan mereka telah mempermainkan ayat-ayat Allah?
Kembali kepada “Peringatan Terakhir..” Kami mengetahui, sebagian orang menilai buku kami ini sangat ekstrem. Pemerintahan Obama hanya menyisakan waktu kurang lebih tujuh bulan lagi hingga Februari 2013. Apakah akan terjadi default pada sisa masa pemerintahannya seperti prediksi kami? Wallahua’lam. Akan tetapi kami agak lega, ketika kami menemukan sebuah artikel (presentasi) yang mendukung analisis kami, walaupun jika pada akhirnya prediksi kami ternyata sedikit meleset.
Presentasi tersebut berjudul “The End Game”
ditulis oleh Raoul Pal muncul di situs-situs para analis ekonomi-keuangan yang
kredibel pada 31 Mei atau 1 Juni 2012. Pal bukan orang sembarangan. Seperti
kata pengantar di situs Zero Hedge atas presentasinya, “Pal sebelumnya adalah
pengelola GLG Global Macro Fund di London untuk GLG Partners, salah satu grup
hedge fund terbesar di dunia. Raoul bergabung dengan GLG setelah keluar dari
Goldman Sachs di mana ia juga turut mengelola bisnis penjualan hedge fund dalam
saham dan derivatif di Eropa…Raoul Pal pensiun dari mengelola uang klien pada
2004 dalam usia 36 dan kini menetap di kota Pantai Valensia Spanyol, di mana ia
menulis presentasi ini.”
Situs Zero Hedge hanya menampilkan ringkasan
dari presentasi tersebut, sementara kami ingin agar pembaca melihatnya dalam
bentuk aslinya, dan kami menemukan presentasi lengkapnya itu di situs Business Insider.
Pada setiap lembar presentasinya kami sertakan terjemahan dalam bahasa
Indonesia di bawahnya, dimaksudkan bagi pembaca yang mempunyai masalah dalam
bahasa Inggris. Sedangkan komentar ringkas dari kami, kami muat di dalam tanda
kurung. Selamat menikmati.
Bagian Akhir dari Permainan
Dunia tidak (lagi) memiliki
mesin pertumbuhan dengan sebagian besar negara-negara G20 nyaris terhenti
pertumbuhannya pada waktu yang bersamaan.
Dunia Barat hampir
memasuki resesi kedua dalam suatu depresi yang masih dan akan tetap
berlangsung…
Untuk pertama kalinya
sejak 1930-an kita memasuki resesi – ketika Produksi Industri, Pemesanan Barang
Tahan Lama, Ketenagakerjaan dan PDB (Produk Domestik Bruto) Sektor Swasta belum
kembali pulih ke posisi-posisi sebelumnya.
Pemesanan Barang Tahan
Lama per Kapita: US$ per orang
Persentase Penduduk
AS yang Bekerja (tampak bahwa sejak merosotnya jumlah orang yang bekerja – yang
berarti bertambahnya jumlah orang yang menganggur- sejak Juli 2009 hingga saat
ini keadaan tidak banyak berubah)
Produksi Industri
Inggris
Output Industri Uni
Eropa
Persentase PDB AS
dari 1802: % dari Tahun ke Tahun
Fakta
Ini
akan merupakan puncak siklus PDB yang terendah dalam sejarah negara-negara G7.
Ini
merupakan fondasi yang paling lemah yang pernah terjadi ketika memasuki masa
resesi.
Persoalannya
mengerucut menjadi satu hal…
Utang
Kesepuluh
negara pengutang terbesar di dunia mempunyai total utang melebihi 300% PDB
Dunia
Rasio
Total Utang Terhadap PDB Menurut Negara (urutan: Inggris, Jepang, Cina,
Spanyol, AS, Korea Selatan, Swis, Perancis, Italia, Australia, Jerman, Kanada)
Sejarah
memberitahu kita bahwa ketika terjadi gagal bayar utang (default) negara, ia muncul
dalam suatu urutan…
Kita perlu memahami
sejarah agar dapat benar-benar memahami…
Efek Domino…
Jumlah
Default berdasarkan Periode Krisis (menunjukkan dalam satu periode krisis
terjadi default pada banyak negara secara berurutan)
Jadi, apa yang
tengah menghampiri kita?
Gagal
bayar utang negara-negara Uni Eropa
Gagal
bayar utang Inggris
Gagal
bayar utang Jepang
Gagal
bayar utang Korea Selatan
Gagal
bayar utang Cina
Dan krisis perbankan
terbesar dalam sejarah dunia…
Indeks MSCI Dunia (yaitu indeks yang mengukur
kinerja dari 1500 perusahaan-perusahaan dunia di negara-negara maju) – akhir
Dunia?
IBEX (Indeks Pasar Saham Spanyol) – Akhir dari
Eropa?
SMI (Indeks Bursa
Saham Swis) – Akhir dari (bisnis) keuangan?
Saham-saham
perusahaan minyak – Runtuhnya perdagangan dunia?
Kita di sini…(sistem
galaksi Bima Sakti, yang terdiri dari milyaran titik - bintang dan planet)
Kita
tidak mengetahui dengan pasti apa yang tengah menghampiri kita, tetapi kita
semua dapat terhubung melalui sejumlah titik yang sangat sedikit dari tempat
kita berada saat ini, kepada keruntuhan sebuah bank besar yang pertama…
Dengan ruang yang
sangat terbatas bagi pemerintah untuk melakukan penalangan (bank), kita dengan
mudah dapat terhubung melalui titik-titik berikutnya dari bank pertama yang
runtuh kepada keruntuhan (seluruh) sistem perbankan Eropa, dan kemudian kepada
kebangkrutan pemerintahan-pemerintahan itu sendiri.
Nyaris tidak ada rem
di dalam sistem ini yang dapat menghentikannya, dan hampir tak seorang pun
menyadari betapa seriusnya masalah ini.
Masalahnya
bukan semata-mata utang Pemerintah. Masalah yang sebenarnya adalah bahwa $70
trilyun utang negara-negara G10 itu telah dijadikan agunan bagi transaksi
derivatif senilai $700 trilyun…
Ya,
itu setara dengan 1200% PDB Global dan ia berdiri di atas fondasi yang sangat,
sangat rapuh.
Dari
krisis Uni Eropa, kita hanya perlu tersambung ke satu titik agar ikut terkena
krisis Inggris dengan besaran yang setara.
Dan
kemudian apakah anda mengira Jepang dan Cina tidak akan mengalami krisis tahap
berikutnya?
Dan
apakah anda mengira AS akan selamat?
Itu
adalah akhir dari sistem perbankan simpanan fraksional (yaitu sistem perbankan
ribawi yang menyimpan porsi yang sangat sedikit dari uang deposannya sebagai
cadangan, sedangkan sebagian besarnya lagi dipinjamkan kepada pengutang dengan
bunga) dan uang kertas.
Ini
adalah RESET (kembali ke titik nol) yang
dahsyat.
Dari
segi waktu, saya kira 2012 dan 2013 akan merupakan pengantar menuju akhir.
Anda
harus memahami bahwa suatu keruntuhan perbankan global dan terjadinya gagal
bayar (default) yang marak akan menimbulkan kejutan ekonomi yang tiada duanya
kepada dunia.
Pendanaan
bagi perdagangan akan terhenti, pendanaan untuk pengiriman barang akan
terhenti, pendanaan untuk petani akan terhenti, tidak ada leasing, tidak ada
pasar surat-surat berharga, tidak ada apa pun…
Pasar
berada pada keadaan yang benar-benar ketakutan ketika menyadari bahwa LTRO (Long-term refinancing operations, yaitu suatu skema pinjaman lunak dari Bank
Sentral Eropa untuk bank-bank Eropa), EFSF (European Financial Stability
Facility, yaitu suatu mekanisme bantuan keuangan yang didanai oleh
negara-negara anggota Uni Eropa untuk mengatasi krisis keuangan negara-negara
Eropa lainnya),
QE (quantitative
easing, yaitu bank sentral AS membantu
bank-bank dan perusahaan-perusahaan keuangan AS yang mengalami masalah dengan
cara membeli asset mereka dan membayarnya dengan mencetak uang secara elektronik) dan
lain-lainnya tidak akan mencegah terjadinya keruntuhan ini.
·
Bunga
surat-surat berharga akan terpaku pada 1% di AS, Jerman, Inggris dan Jepang
(untuk tahap ini). Seluruh pasar surat berharga akan mati.
·
Short
selling (yaitu suatu teknik perdagangan saham dan surat-surat berharga) pada
surat-surat berharga dilarang
·
Short
selling pada saham-saham dilarang
·
CDS
(Credit Default Swap, yaitu asuransi untuk berjaga-jaga jika terjadi kerugian
akibat terjadinya gagal bayar terhadap surat utang yang dibeli) dilarang
·
Short
futures (suatu teknik dalam perdagangan berjangka) dilarang
·
Put
option (suatu teknik perdagangan saham yang sangat spekulatif) dilarang
·
Yang
tersisa hanya Dollar dan Emas
(Disebutkannya dollar di samping emas,
adalah untuk suatu periode transisi yang sangat singkat sebelum akhirnya orang
sepenuhnya meninggalkan dollar dan menjadikan emas sebagai pegangan; bahkan pada
hari ini pun Cina dan Jepang telah memulai perdagangan langsung tanpa
menggunakan US$ sebagai mata uang perantara!)
Ketika default pada
pemerintahan-pemerintahan dan bank-bank terjadi semakin marak, kita menghadapi
resiko penutupan bursa saham secara keseluruhan dan penutupan sistem perbankan
sebagaimana yang terjadi di Argentina pada 2001, Rusia pada 1998, Brazil pada
1991…
Kita
memiliki sisa waktu sekitar 6 bulan untuk berdagang di pasar negara-negara
Barat guna melindungi diri kita sendiri atau guna memperoleh keuntungan yang
cukup demi menutupi kerugian di masa yang akan datang.
Luangkanlah
waktu anda untuk mencermati resiko-resiko dalam penjagaan barang-barang,
keamanan penyimpanan, rekanan dan lain-lainnya. Asumsikan tidak ada satu pun
dan tidak ada apa pun yang aman.
Setelah
itu…kenakan topi helm kita yang tipis ini lalu bersembunyilah hingga suatu
sistem baru muncul.
Saya berharap saya dapat memperkirakan suatu
hasil lain dengan kemungkinan terjadinya yang sama besarnya, tetapi saya tidak
bisa…
Apa
yang dapat kita lakukan adalah berharap bahwa saya keliru, tetapi apa pun juga
hasilnya, suatu sistem baru akan muncul dan ia akan membuka sebuah kesempatan
yang sepenuhnya baru…tetapi kita akan kembali ke masa 40 tahun…dan 1500 tahun…dan
3000 tahun yang lalu…
(Raoul Pal dengan tegas menyatakan keyakinannya bahwa Kapitalisme
– sistem berbasis riba dan perjudian - akan runtuh dan sistem mata uang
berbasis emas atau bahkan sepenuhnya mata uang emas akan muncul; ia merujuk
pada periode 40 tahun yang lalu ketika terakhir kali US$ masih terikat dengan
cadangan emas dan 1500 tahun, bahkan 3000 tahun yang lalu, pada masa peradaban-peradaban terdahulu ketika berlaku mata uang emas (dan perak). Yang tak dapat ia pahami,
sistem baru itu, yang sebenarnya adalah sistem lama yang pernah dipraktekkan
umat manusia selama ribuan tahun, akan muncul kembali menyertai kembalinya
Khilafah Islam, insya Allah.)
Wallahua’lam