Senin, 20 Februari 2012

Menyongsong Badai Matahari di Negeri Cincin Api



Berikut ini kami tampilkan sebuah fakta yang dapat membuat hati setiap penduduk negeri ini menjadi ciut, berupa data-data gempabumi di Indonesia yang tercatat pada U.S. Geological Survey (mulai awal abad XX s/d 2010):

Perhatikanlah, bahwa pada satu abad pertama (1900 s/d 2000) hanya terdapat enam gempabumi besar (> 6 SR) saja. Kemudian pada satu dekade sesudahnya (2001 s/d 2010) terdapat 51 gempabumi besar. Cermatilah data-data di atas, bahwa telah terjadi “lompatan quantum” dalam jumlah gempabumi sejak 2004.

Untuk kejadian pada 2011, kami kutip judul-judul berita dari detik.com sebagai berikut:

  • “Bromo Meletus, Penerbangan Jakarta-Malang Dihentikan Hingga 4 Desember” (29/11/2010 13:07 WIB)
  • “Aktivitas Gunung Tambora, Krakatau dan Toba Dipantau” (07/03/2011 19:35 WIB)
  • “Gunung Karangetang di Sulut Naik Status Jadi Siaga” (11/03/2011 18:16 WIB)
  • “Gubernur Sumsel Minta Semua Pihak Waspada Ancaman Gunung Dempo” (13/04/2011 17:37 WIB)
  • “Gempa Cilacap Terasa di Mana-mana Karena Cukup Dalam & Kuat” (26/04/2011 14:41 WIB)
  • “Gempa 6 SR Goncang Aceh, Tak Berpotensi Tsunami” (29/04/2011 16:14 WIB)
  • “Gempa 5 SR Goyang Mentawai dan Ambon, Tak Berpotensi Tsunami” (30/04/2011 04:00 WIB)
  • “Gempa 5,3 SR Guncang Nabire, Tak Berpotensi Tsunami” (02/05/2011 23:43 WIB)
  • “Gempa 5,7 SR di Bengkulu, Tidak Berpotensi Tsunami” (05/05/2011 01:01 WIB)
  • “Aktifitas di Sesar Danau Ranau Aktif Terus Diwaspadai” (07/05/2011 19:57 WIB)
  • “Gempa 5,3 SR Guncang Sulut” (09/05/2011 00:53 WIB)
  • “Gempa 5 SR Guncang Bitung” (10/05/2011 21:46 WIB
  • “Selain Jakarta, Sumatera dan Bandung Juga Diprediksi Gempa 8 SR” (15/05/2011 18:28 WIB)
  • “Status Gunung Lokon di Tomohon Naik dari Waspada ke Siaga” (28/06/2011 03:20 WIB)
  • “Gunung Soputan di Sulawesi Utara Meletus!” (03/07/2011 07:11 WIB)
  • “13 Gunung Berstatus di Atas Normal, Waspada Tapi Jangan Panik” (03/07/2011 11:59 WIB)
  • “5 Gunung Api di Indonesia Berstatus Siaga” (27/09/2011 22:33 WIB)
  • “Gempa Bali 6,8 SR Rusak Sejumlah Bangunan di Banyuwangi” (13/10/2011 13:34 WIB)
  • “Gempa 5 SR Guncang Timur Laut Kupang” (19/10/2011 08:44 WIB)
  • “Gempa 5,4 SR Goyang Mentawai” (26/10/2011 11:33 WIB)
  • “Gempa 5,6 SR Goyang Ambon, Tidak Berpotensi Tsunami” (29/10/2011 10:24 WIB)
  • “Gempa 5,1 SR Goyang Mentawai” (29/10/2011 21:48 WIB)
  • “Gempa 5,1 SR Goyang Tenggara Gorontalo” (01/11/2011 08:23 WIB)
  • “Gempa 5,3 Guncang Maluku” (02/11/2011 06:36 WIB)
  • Gempa 5,2 SR Guncang Bali” (04/11/2011 22:17 WIB)
  • “Gempa 5,4 SR Landa Ujung Kulon” (05/11/2011 05:30 WIB)
  • “Maluku Diguncang Gempa 5,3 SR” (14/11/2011 06:30 WIB)
  • “Gempa 6,4 SR Guncang Maluku Utara, Kerusakan Masih Didata” (14/11/2011 13:06 WIB)
  • “Gempa 6,2 SR Guncang Papua” (16/11/2011 07:07 WIB)
  • “Bali Diguncang Gempa 5,3 SR” (18/11/2011 19:59 WIB)
  • “6 Jenis Alat Pemantau Dipasang di Gunung Sindoro” (11/12/2011 23:22 WIB)
  • “Aktivitas Meningkat, Status Gunung Sorik Merapi Naik Menjadi Waspada” (12/12/2011 21:40 WIB)
  • “BNPB: 5 Gunung Berstatus Siaga dan 18 Waspada” (13/12/2011 23:12 WIB)
  • “Gempa 5 SR Guncang Gunung Sitoli, Sumut” (23/12/2011 03:00 WIB)
  • “Gunung Gamalama Meletus, Asap Mengarah ke Tenggara & Selatan” (24/12/2011 01:26 WIB)
  • “Gunung Ijen Siaga, Waspadai Gas Beracun” (24/12/2011 17:22 WIB)

Janganlah terkejut, bahwa informasi aktivitas seismik/kegempaan yang dilaporkan oleh situs berita detik.com tidak mencerminkan keseluruhan aktivitas seismik yang terjadi. Sebagai contoh, jika seseorang membuka situs Badan Meteorologi dan Geofisika, untuk periode, misalnya, antara 1 November s/d 23 Desember 2011 (tidak genap dua bulan) terjadi 51 kali gempa berskala di atas 5 SR di segenap penjuru Indonesia!!!

Di sisi lain, kini kita tengah menyongsong Badai Matahari yang puncaknya diprediksi akan terjadi pada akhir 2013.

Pertanyaan yang sangat menggelitik adalah: Apakah gempabumi dan aktivitas vulkanik berkorelasi dengan aktivitas Matahari?

Jika gempabumi dan aktivitas vulkanik berkorelasi dengan aktivitas Matahari, maka pada puncak Badai Matahari negeri kita akan mengalami “kiamat” (baca: rentetan gempabumi yang sangat dahsyat).

Jika gempabumi dan aktivitas vulkanis tidak berkorelasi dengan aktivitas Matahari, maka apakah kecenderungan gempabumi dalam pola lompatan quantum di atas akan terus terjadi, yang juga berarti “kiamat”?

Jadi, dalam kedua kemungkinan di atas negeri kita berpeluang untuk menjadi “ladang pembantaian.”

Bersamaan dengan itu Presiden AS Barrack Obama telah menyatakan, bahwa tujuan penempatan 2500 pasukan marinir Amerika di Australia adalah dalam rangka membantu Indonesia menghadapai bencana alam. Hal ini memicu rasa ingin tahu kita: Apakah penasihat sainsnya telah membisikinya, bahwa negeri tempat bermain masa kecilnya ini tengah menghadapi kemungkinan bencana alam (gempabumi) yang sangat-sangat dahsyat?

Lalu apakah arti semua ini, apakah hikmah yang terkandung di dalam kecencerungan gempabumi yang semakin meningkat ini?

Pada posting pertama kami, kami telah menyatakan bahwa negeri ini berpotensi mengalami dua bencana sekaligus, yaitu bencana keruntuhan ekonomi global dan bencana keruntuhan tempat kita berpijak. Kami menjustifikasi pandangan kami untuk bencana jenis pertama dengan uraian yang komprenhensif dan terperinci di dalam buku “Peringatan Terakhir Menjelang Keruntuhan Amerika.” Sejauh ini realitasnya selaras dengan prediksi kami. Sedangkan justifikasi kami secara komprehensif dan terperinci untuk bencana jenis kedua, kami tuangkan dalam buku “Menyongsong Badai Matahari di Negeri Cincin Api.” Di buku ini kami menjawab secara tuntas dua pertanyaan yang menggelitik di atas, yaitu korelasi antara aktivitas kegempaan dan Badai Matahari serta hikmah dari kecenderungan terjadinya lompatan quantum dalam kejadian gempabumi.

Buku ini juga merupakan tantangan kepada para ahli astrofisika dan geologi sekuler untuk memberikan penjelasan alternatif terhadap pandangan kami perihal fenomena yang kami paparkan di atas, yang kami bahkan bukan seorang ahli pada kedua bidang tersebut, sebagaimana kami telah menantang para ahli ekonomi-sosial-politik sekuler dalam buku kami “Peringatan Terakhir Menjelang Keruntuhan Amerika” untuk memberikan pandangan alternatif, padahal kami bukan ahli pada bidang-bidang tersebut. Kami adalah seorang ahli Sunnah, insya Allah.



Buku ini diterbitkan dan dapat diperoleh melalui www.nulisbuku.com.

Ini linknya http://nulisbuku.com/books/view/menyongsong-badai-matahari-di-negeri-cincin-api


Wallahua'lam